Malam
menghamparkan dirinya yang sunyi
di
pangkal musim: bulan yang terberkati.
Langit
tenteram mengatapi bumi,
diheningkan
bait-bait suci
dan
kerinduan yang bersemayam abadi
di
jantung syair-syair Rumi.
Angin
bergerak perlahan menabur segala puji,
doa-doa
yang diucapkan oleh para penyepi.
Semesta
pun tepekur di keheningan ini,
mengalunkan
bahasa yang paling sunyi.
Tj.
Priok, 9 Juni 2016
(Dimas
Albiyan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar