Rabu, 21 Desember 2016

Dua Puisi Saya: Dimuat di Surat Kabar Pikiran Rakyat Edisi 18 Desember 2016

/1/
Bandung, 2016

Ada kesenyapan yang asing
di kota tempatmu tumbuh beranjak
menjadi kupu-kupu dewasa.
Langit dan maghrib berkelindan,
jalanan menjelma sungai cahaya
dalam pelukan musim yang dingin dan muram.
Ada sepatah ucapan “selamat tinggal”
yang ingin namun tak sanggup kuucapkan.
Ada nyeri yang tak tertafsirkan
bermukim di degup jantung yang temaram.
Di jalan pulang, kucatat sunyi ini kembali
yang berkisar antara bayangmu
dan kota yang kian balam.
Di jalan pulang,
di antara muram lampu jalan dan kendaraan,
kusembunyikan rindu ini kembali,
meninggalkan jejakmu jauh di selatan.

/2/
Lagu Musim Sunyi

Musim yang sunyi. 
Langit tenteram di dini hari.
Kau berkata, "tiba waktunya untuk kembali"
entah kepada siapa.
Fajar jauh. Cahaya jauh.
Angin Juni melintas di beranda.
Dan kau masih terjaga,
menafsirkan impian dan keresahan manusia
di antara keheningan kata-kata.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar