James Stephens
WHITE FIELDS
Tibalah musim dingin, aku pergi
berjalan menyusuri padang salju yang sunyi.
Tak sehelai rumput hijau terlihat.
Di atas kepala, langit adalah dinding yang likat.
Setiap pohon dan pagar
terselimuti warna putih yang tegar.
Terarahkan jalan yang kulalui sewaktu tiba
−semuanya tampak sama.
Nun di seberang padang ini
jejak-jejak keperakanku meniti.
Aku yakin mama selalu mengenali
jejak-jejak yang kutinggalkan di atas salju sunyi,
Mama
selalu mengetahui
ke mana
anaknya ini akan
pergi.
−Terjemahan
oleh Dimas Albiyan−
Catatan:
Saat sedang iseng membuka kolom catatan Facebook saya beberapa minggu yang
lalu, saya menemukan terjemahan puisi ini. Puisi “White Fields” karya James Stephens yang saya coba terjemahkan
sekitar tahun 2014. Saya pun jadi teringat, waktu itu, saya memang sedang senang-senangnya belajar menerjemahkan
puisi asing setelah membaca salah satu tulisan dari Sapardi Djoko Damono. Saya
lupa di mana saya membaca tulisan itu. Saya cuma ingat, di tulisan tersebut, Sapardi
kurang-lebih mengatakan, bahwa salah satu cara belajar menulis puisi yang
efektif adalah dengan cara menerjemahkan puisi asing.
Maka saya ikuti tips
dari beliau itu. Lantas saya pergi ke perpustakaan kampus untuk mencari buku-buku
kumpulan puisi berbahasa Inggris dan meminjamnya beberapa buah. Perihal
buku-buku kumpulan puisi berbahasa Inggris yang saya pinjam ini saya lupa-lupa
ingat. Seingat saya ada antologi puisi Anna Akhmatova (penyair asal Rusia) dan
antologi puisi Denmark modern. Kedua buku ini adalah buku terjemahan yang
diterjemahkan dari bahasa aslinya ke dalam bahasa Inggris. Saya juga agak lupa
di buku yang mana saya menemukan puisi “White
Fields” karya James Stephens ini. Kalau tidak salah sih di sebuah buku yang judulnya American Modern Poems. Ya, kalau tidak salah.
Lantas dengan
bermodalkan kemampuan berbahasa Inggris yang pas-pasan dan dibantu dengan sebuah kamus, saya pun mencoba
menerjemahkan beberapa puisi berbahasa Inggris dari buku-buku yang saya pinjam itu.
Cara saya memilih puisi-puisi mana yang akan saya terjemahkan sederhana saja,
yakni puisi yang pendek, kata-katanya tidak terlalu rumit, dan saya suka. Ternyata
puisi “White Fields” karya James
Stephens ini menjadi salah satu puisi yang memenuhi “kriteria” tersebut, dan
saya pun mencoba mengalihbahasakannya ke dalam bahasa Indonesia sebisanya.
Jika dibandingkan
antara hasil yang saya coba terjemahkan ini dengan puisi yang asli (yang
ditulis dalam bahasa aslinya), maka akan ditemukan cukup banyak perbedaan di
antara keduanya. Ada beberapa kata dan baris yang terjemahannya tidak persis
sesuai dengan yang asli, beberapa kata saya tukar letaknya, bahkan saya
menambahkan satu larik di bagian akhir puisi ini. Semua itu saya lakukan selain
karena memang penguasaan bahasa Inggris saya yang kurang memadai, juga karena
untuk mengejar bentuk pengucapan dan rima yang menurut saya enak (walaupun
mungkin menurut orang yang membacanya tidak).
Di samping dua hal
tersebut, ada alasan lain yang membuat saya tetap “nekat” mencoba menerjemahkan
puisi “White Fields” ini ke dalam
Bahasa Indonesia, meskipun dengan kemampuan yang seadanya dan ada beberapa bagian yang berbeda dengan aslinya.
Alasan itu adalah sebuah pernyataan Sapardi dalam bukunya yang berjudul Sastra Bandingan. Di salah satu bab yang
membahas seputar penerjemahan karya sastra, Sapardi mengatakan bahwa
penerjemahan karya sastra tidak usah dianggap sebagai usaha mati-matian untuk
menjadi karya yang sama dengan aslinya (Editum, 2009: h. 96). Pendapat Sapardi
itulah yang mendorong saya untuk tetap mencoba menerjemahkan puisi ini sebagai
proses belajar menulis puisi meskipun mungkin hasilnya tidak terlalu persis
dengan yang aslinya..
Dari proses belajar
menerjemahkan ini, saya mendapati sebuah kenyataan, bahwa ternyata proses
menerjemahkan puisi asing itu cukup sulit. Saya setuju dengan pendapat bahwa
orang yang melakukan penerjemahan karya sastra harus menguasai bahasa sumber
dan bahasa target sama baiknya. Di samping itu, ia juga harus memahami konteks bahasa, sosial,
dan budaya yang terkandung dalam karya itu. Dari kedua kriteria di atas sudah
jelas bahwa saya sebenarnya sangat tidak layak dan pantas untuk menerjemahkan
puisi ini. Tapi yah namanya juga
belajar. Terjemahan puisi ini pun bagian dari proses belajar saya itu. Jadi,
jika ditemukan banyak kekeliruan dan kekhilafan dalam penerjemahan ini, mohon
dimaafkan, ya....
Sebagai penutup, ini saya
kutipkan puisi “White Fields” karya
James Stephens dalam bahasa aslinya. Menurut saya, puisi ini adalah sebuah
puisi yang indah dan merupakan salah satu puisi favorit saya.
Akhir kata, selamat
menikmati!
Salam.
-Tj.
Priok, 23 Mei 2017-
White Fields
I
In the winter time we go
Walking in the fields of snow;
Where there is no grass at all;
Where the top of every wall,
Every fence, and every tree,
Is as white as white can be.
II
Pointing out the way we came,
-Every one of them the same-
All across the fields there be
Prints in silver filigree;
And our mothers always know,
By the footprints in the snow,
Where it is the children go.
In the winter time we go
Walking in the fields of snow;
Where there is no grass at all;
Where the top of every wall,
Every fence, and every tree,
Is as white as white can be.
II
Pointing out the way we came,
-Every one of them the same-
All across the fields there be
Prints in silver filigree;
And our mothers always know,
By the footprints in the snow,
Where it is the children go.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar