Selasa, 30 Mei 2017

Puisi "White Fields" Karya James Stephens (Terjemahan)

James Stephens

WHITE FIELDS 

Tibalah musim dingin, aku pergi 
berjalan menyusuri padang salju yang sunyi. 

Tak sehelai rumput hijau terlihat. 
Di atas kepala, langit adalah dinding yang likat. 

Setiap pohon dan pagar 
terselimuti warna putih yang tegar. 

Terarahkan jalan yang kulalui sewaktu tiba 
−semuanya tampak sama. 

Nun di seberang padang ini 
jejak-jejak keperakanku meniti. 

Aku yakin mama selalu mengenali 
jejak-jejak yang kutinggalkan di atas salju sunyi, 

Mama selalu mengetahui
ke mana anaknya ini akan pergi. 

−Terjemahan oleh Dimas Albiyan−


Catatan:
            Saat sedang iseng membuka kolom catatan Facebook saya beberapa minggu yang lalu, saya menemukan terjemahan puisi ini. Puisi “White Fields” karya James Stephens yang saya coba terjemahkan sekitar tahun 2014. Saya pun jadi teringat, waktu itu, saya memang sedang senang-senangnya belajar menerjemahkan puisi asing setelah membaca salah satu tulisan dari Sapardi Djoko Damono. Saya lupa di mana saya membaca tulisan itu. Saya cuma ingat, di tulisan tersebut, Sapardi kurang-lebih mengatakan, bahwa salah satu cara belajar menulis puisi yang efektif adalah dengan cara menerjemahkan puisi asing.
Maka saya ikuti tips dari beliau itu. Lantas saya pergi ke perpustakaan kampus untuk mencari buku-buku kumpulan puisi berbahasa Inggris dan meminjamnya beberapa buah. Perihal buku-buku kumpulan puisi berbahasa Inggris yang saya pinjam ini saya lupa-lupa ingat. Seingat saya ada antologi puisi Anna Akhmatova (penyair asal Rusia) dan antologi puisi Denmark modern. Kedua buku ini adalah buku terjemahan yang diterjemahkan dari bahasa aslinya ke dalam bahasa Inggris. Saya juga agak lupa di buku yang mana saya menemukan puisi “White Fields” karya James Stephens ini. Kalau tidak salah sih di sebuah buku yang judulnya American Modern Poems. Ya, kalau tidak salah.
Lantas dengan bermodalkan kemampuan berbahasa Inggris yang pas-pasan dan dibantu dengan sebuah kamus, saya pun mencoba menerjemahkan beberapa puisi berbahasa Inggris dari buku-buku yang saya pinjam itu. Cara saya memilih puisi-puisi mana yang akan saya terjemahkan sederhana saja, yakni puisi yang pendek, kata-katanya tidak terlalu rumit, dan saya suka. Ternyata puisi “White Fields” karya James Stephens ini menjadi salah satu puisi yang memenuhi “kriteria” tersebut, dan saya pun mencoba mengalihbahasakannya ke dalam bahasa Indonesia sebisanya.
Jika dibandingkan antara hasil yang saya coba terjemahkan ini dengan puisi yang asli (yang ditulis dalam bahasa aslinya), maka akan ditemukan cukup banyak perbedaan di antara keduanya. Ada beberapa kata dan baris yang terjemahannya tidak persis sesuai dengan yang asli, beberapa kata saya tukar letaknya, bahkan saya menambahkan satu larik di bagian akhir puisi ini. Semua itu saya lakukan selain karena memang penguasaan bahasa Inggris saya yang kurang memadai, juga karena untuk mengejar bentuk pengucapan dan rima yang menurut saya enak (walaupun mungkin menurut orang yang membacanya tidak).
Di samping dua hal tersebut, ada alasan lain yang membuat saya tetap “nekat” mencoba menerjemahkan puisi “White Fields” ini ke dalam Bahasa Indonesia, meskipun dengan kemampuan yang seadanya dan ada beberapa bagian yang berbeda dengan aslinya. Alasan itu adalah sebuah pernyataan Sapardi dalam bukunya yang berjudul Sastra Bandingan. Di salah satu bab yang membahas seputar penerjemahan karya sastra, Sapardi mengatakan bahwa penerjemahan karya sastra tidak usah dianggap sebagai usaha mati-matian untuk menjadi karya yang sama dengan aslinya (Editum, 2009: h. 96). Pendapat Sapardi itulah yang mendorong saya untuk tetap mencoba menerjemahkan puisi ini sebagai proses belajar menulis puisi meskipun mungkin hasilnya tidak terlalu persis dengan yang aslinya..
Dari proses belajar menerjemahkan ini, saya mendapati sebuah kenyataan, bahwa ternyata proses menerjemahkan puisi asing itu cukup sulit. Saya setuju dengan pendapat bahwa orang yang melakukan penerjemahan karya sastra harus menguasai bahasa sumber dan bahasa target sama baiknya. Di samping itu,  ia juga harus memahami konteks bahasa, sosial, dan budaya yang terkandung dalam karya itu. Dari kedua kriteria di atas sudah jelas bahwa saya sebenarnya sangat tidak layak dan pantas untuk menerjemahkan puisi ini. Tapi yah namanya juga belajar. Terjemahan puisi ini pun bagian dari proses belajar saya itu. Jadi, jika ditemukan banyak kekeliruan dan kekhilafan dalam penerjemahan ini, mohon dimaafkan, ya....
Sebagai penutup, ini saya kutipkan puisi “White Fields” karya James Stephens dalam bahasa aslinya. Menurut saya, puisi ini adalah sebuah puisi yang indah dan merupakan salah satu puisi favorit saya.
Akhir kata, selamat menikmati!
Salam.

-Tj. Priok, 23 Mei 2017-

White Fields
I
In the winter time we go
Walking in the fields of snow;

Where there is no grass at all;
Where the top of every wall,

Every fence, and every tree,
Is as white as white can be.

II
Pointing out the way we came,
-Every one of them the same-

All across the fields there be
Prints in silver filigree;

And our mothers always know,
By the footprints in the snow,

Where it is the children go. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar