Di Teluk Lamreh
Krueng Raya,
dengan gagah
Puan jaga bumi darussalam tercinta.
Laut Malaka pun berkobar
dalam jiwa bahari Puan
menanti penjajah menyerang di hadapan.
Bergelar laksamana,
Puan adalah kemala kehidupan.
Di belakang Puan,
pekik 2000 prajurit inong balee
isyaratkan geletar pertempuran.
“Ayo! Serang lawan!!!”
Dengan rencong di tangan,
pekik Puan memekakkan arena perang.
Maka angkasa pun gemetar
hingga tersiarlah sebuah kabar
ihwal armada musuh yang menggelepar
dengan pemimpin mereka
yang tewas terbunuh di geladak kapal.
Di bumi darussalam tercinta,
Puan membaktikan diri,
mengabdi
atas nama rakyat, tanah air, dan leluhur di surga.
Puan membaktikan diri,
mengabdi
dengan sepenuh cinta
seharum bunga cempaka.
Dimas Albiyan
20 April 2014
*Laksamana Malahayati:
Nama lengkapnya adalah Keumalahayati. Beliau adalah
perempuan pejuang sekaligus perempuan pertama yang diangkat menjadi laksamana
di Kesultanan Aceh Darussalam, serta
memimpin 2000 prajurit Inong Balee. Pada Juni 1599, di Aceh terjadi
pertempuran antara Kesultanan Aceh dengan armada Belanda yang dimpin oleh
Cornelis De Houtman. Kala itu Laksamana Malahayati ditunjuk sebagai pemimpin
perlawanan yang berujung pada kemenangan Kesultanan Aceh dan kekalahan armada
Belanda yang disertai dengan terbunuhnya Cornelis De Houtman.
**Teluk Lamreh Krueng Raya: Pangkalan militer Laksamana
Malahayati beserta armada perangnya.
***Inong Balee: Armada perang yang dipimpin oleh
Laksamana Malahayati yang beranggotakan 2000 prajurit perempuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar